Senin, 14 November 2016

Perjuangan William Tanuwijaya Mendirikan Tokopedia

Jakarta (14/11/2016) - Tokopedia, nama itu sering tampil di beberapa stasiun televisi bahkan radio setiap harinya, Tokopedia semakin agresif menggarap pasar e-commercedi Indonesia. Startup yang digawangi oleh William Tanuwijaya ini menjadi sorotan publik setelah menggandeng perusahaan modal ventura dari Jepang, Softbank, dan Sequoia Capital dari Amerika Serikat. Besar dananya mencapai Rp 1,3 triliun atau sekitar US$ 100 juta. Dia bercita-cita Tokopedia akan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan secara terbuka. 

Sumber Foto  : cerdasbanget.com

Bagi William awal mula membangun bisnis ini berawal dari intenet, lahir dan besar di Kota Pematangsiantar, hingga pada saat lulus SMA, William diberikan kesempatan oleh ayah dan paman untuk melanjutkan. tidak dengan pesawat terbang, namun dengan kapal laut dengan lama tiga hari empat malam dia baru sampai ke Jakarta, Kuliah di Universitas Bina Nusantara. Saat kuliah, William mencari pekerjaan sampingan. Mulai semester dua dia bekerja di warnet sejak pukul 21.00 malam hingga 09.00 pagi, Senin sampai Minggu.

Hingga pada tahun 2007, ketika mendapatkan ide untuk membangun Tokopedia, William mulai memiliki mimpi untuk membangun perusahaan Internet sendiri. Namun sangat disayangkan saat itu ayahnya divonis kanker. Dia tidak bisa meninggalkan pekerjaan karena satu-satunya pencari nafkah di dalam keluarganya. Wiliiam mulai berpikir bahwa untuk membangun Tokopedia butuh pemodal, pertanyaan pertama saya saat itu adalah, Mengapa Google dan Facebook itu gratis? Dari mana uangnya? Dari sana dia belajar tentang adanya pendanaan untuk startup company di negara-negara maju. Terinspirasi dari hal tersebut, dia mulai mencari pemodal.

Hingga pimpinan perusahaan tempat dia bekerja mengenalkan ke beberapa koleganya pebisnis yang sudah banyak mengecap asam garam dunia bisnis, yakni para investor. Selama dua tahun, dia mencoba menyakinkan para investor untuk memberikan pendanaan awal dan mendapati bahwa membangun kepercayaan tersebut sangatlah sulit. Bombardir pertanyaan datang dari para investor, rata-rata hanya tentang masa lalunya, mulai dari keluarga mana, kuliah di mana, pernah bisnis apa sebelumnya.
Dari pengalaman ini dia dapat belajar bahwa sulit sekali mendapatkan kepercayaan jika benar-benar mencoba memulai dari nol. Hingga pada akhirnya dia dan Leontinus Alpha Edison, diberikan sebuah tiket kepercayaan dan bisa mendirikan Tokopedia tahun 2009. 

Dia belajar banyak sewaktu membangun tokopedia. Belajar percaya kepada diri sendiri ketika tidak ada yang percaya pada mimpi kita. Belajar berbahasa Inggris, dari yang awalnya tidak dimengerti sama sekali oleh lawan bicara. Belajar berbicara di depan umum dan menaklukkan jiwa introvert nya sendiri. Hingga belajar untuk memimpin, dari yang awalnya hanya berempat hingga 300-an karyawan ada dibawahnya.
Setelah hampir enam tahun menjalankan bisnis Tokopedia, saya semakin merasa beruntung sekaligus sangat terinspirasi ketika melihat dan menyaksikan bahwa Tokopedia tidak hanya mengubah hidup saya, tapi juga mengubah hidup orang-orang di sekitar saya, terutama para pengguna situs Tokopedia. Saya begitu terinspirasi ketika menyaksikan sendiri kisah-kisah dari para penjual online di Tokopedia. Mereka adalah ibu rumah tangga, pekerja kantoran, mahasiswa-mahasiswi, individu, hingga pemilik bisnis yang turut membangun lapangan pekerjaan di sekitar mereka.

Harapannya Tokopedia bisa berpotensi untuk membangun jutaan lapangan pekerjaan baru dengan banyaknya merchant yang bergabung. Selain itu, terhadap berkembangnya bisnis kurir, mengikuti derasnya paket-paket yang harus dikirim dari satu pulau ke pulau lainnya, dari satu kota ke kota lainnya, bahkan hingga ke desa-desa.

Oleh Awang Dewan P-HumasBadan Standardisasi Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar